Nafasku terasa sesak seperti ada yang semakin mencekik paru-paruku. Jantungku berdegup kencang. Energiku terkuras hampir tak tersisa. Lari! Terus berlari! Tidak peduli dengan kakiku yang terasa perih. Goresan ranting dan duri yang menghujam kulitku. Darah yang mengalir di luka akibatnya. Yang harus kulakukan terus berlari sebelum mereka menangkapku. Sebelum mereka membunuhku.
"Disana!" Teriak salah seorang yang memburuku membuatku mempercepat kakiku untuk berlari kencang melewati pohon yang lebat.
Dorrr!!!! Bunyi letusan senjata api menggema. Peluru mengenai batang pohon hampir mengenaiku.
"Kejar terus!"
Aku berlari tanpa menoleh ke belakang. Terus berlari menuju cahaya terang di depan mataku. Apa itu jalan keluar hutan ini? Aku semakin mempercepat lariku. Tunggu! Itu bukan..
Aku menghentikan kakiku yang hampir terjatuh, terperosok ke bawah tebing. Aku berdiri menatap ke bawah sungai yang mengalir deras. Bagaimana ini? Aku menoleh ke belakang. Para pemburu itu semakin mendekat membawa senjata api di tangan mereka.
Tidak ada cara lain. Lompat! Tubuhku menuruti perintah di kepalaku. Melompat dari atas tebing yang tinggi. Tubuhku melayang, Terasa ringan dan meluncur cepat sesaat sebelum terhempas ke dalam air yang keruh.
Rasa sakit seperti ditampar menghujamku. Air masuk ke dalam hidungku membuatku panik dan membuka mata. Bertatapan dengan sepasang mata buas yang tidak jauh dari tempatku.
Sial! Buaya! Apa yang harus aku lakukan?
Apa memang aku ditakdirkan untuk mati?! Tubuhku terpaku tidak bisa bergerak.
Seakan menunggu buaya yang melesat cepat ingin memangsaku. Mungkin ini akhir
segalanya. Aku kalah.
*****
Komentar
Posting Komentar