Langsung ke konten utama

Cinderella Boy Part 13

 Andi berdiri di tengah panggung dengan memakai pakaian abad pertengahan. "Selamat siang hadirin sekalian. Kelas kami akan menampilkan drama dengan judul 'Cinderella'. Selamat menyaksikan"

Lampu yang menerangi andi padam. Lalu terdengar alunan musik sendu dan lampu menyala menyoroti sosok duduk mengepel lantai. Pakaian yang dikenakan lusuh dan beberapa ditambal dengan kain. Wajahnya kusam.

"Seandainya saja ibu dan ayah masih hidup, aku tidak akan seperti ini. Hah... sampai kapan aku diperlakukan seperti pelayan di rumahku sendiri?" Cinderella berdiri memegang kain lap di tangannya. Menatap ke atas seakan memohon pada Tuhan.

"Aku ingin bebas dari belengu ini. Aku ingin menemukan seseorang yang mencintaiku dan membawaku ergi dari neraka ini."

"Hidup kembali seperti dulu dimana aku disayang dan dimanja. Berharga seperti seorang putri."

"Cinderella!!!" Teriakan membuat Cinderella ketakutan. Iakembali mengepel lantai. Ga berani memandang tiga sosok yang bertingkah seperti tuan rumah.

"Dari tadi kerjanya hanya mengepel! Mana sarapan pagi kami!" Teriak Anastasia menendang ember kosong ke arah gadis yang malang.

Cinderella mendongkak menatap Anastasia dengan ekspresi ketakutan. "Sarapan sudah aku siapkan di meja makan."

"Bilang dong dari tadi!" kali ini Grisella bersuara menyalahkan saudari tirinya.

Tok tok tok! Suara pintu diketuk.

"Cepat buka pintu!" Perintah ibu tiri memberi tanda agar Cinderella membuka pintu untuk tamu.

Cinderella berdiri dan berjalan cepat ke arah pintu. Tiga orang memakai seragam kerajaan mengejutkan mereka. Ia memberi salam pada prajurit kerajaan.

"Pengumuman kerajaan!"

Tiga sosok yang tadinya diam menunggu di dalam langsung keluar begitu mendengar teriakan salah seorang prajurit. Mereka semua menunduk menunggu pengumuman dari kerajaan.

"Pangeran Henry mengundang semua gadis berusia diatas 16 tahun yang belum menikah untuk hadir ke pestanya. Pesta di mulai pukul 7 malam ini!."

Setelah para prajurit pergi, Anastasia dan Grisella meloncat kegirangan.

"Pesta dari pangeran Charming!"

"Iya, akhirnya pangeran mengadakan pesta untuk mencari pendampingnya"

"Anak-anak! Kita harus bersiap-siap untuk pergi ke pesta malam ini!"

"Baik, ibunda"

"Em, apa aku boleh ikut?"

"Ikut? Kamu mau ikut?!"

"Kamu ga boleh pergi ke pesta!" Anastasia mendorong Cinderella keras hingga jatuh tersungkur di lantai. Mata Cinderella berkaca-kaca akan kekejaman kakak tirinya.

"Nih! Cuci baju aja!" Grisella melempar baju ke wajah Cindrella.

"Anak-anak cukup" Ibu tiri berjalan ke arah gue dengan melipat tangan di dadanya. Ia menunduk dan mengangkat dagu Cinderella dengan jarinya. Tersenyum sinis ke arah anak tirinya. "Kamu akan pergi ke pesta jika semua pekerjaan kamu selesai!"

Lalu ia berdiri tegap dan menatap Cinderella seakan ia serangga yang mudah dihancurkan. "Ingat, jangan harap kamu bisa pergi jika pekerjaan kamu belum selesai!"

"Ba, baik" Cinderella mengangguk dan mengusap air mata yang terjatuh di pipinya. Tersenyum akan harapan baru. Ia bisa pergi ke istana. Tempat yang ia impikan untuk sekali saja menginjakkan kaki di tempat megah.

Dengan penuh tekad, Ia mencuci baju, membersihkan rumah hingga semua pekerjaannya selesai.

"Apa yang harus aku pakai?" Cinderella menatap pakaiannya yang jelek. "Ah, aku ingat. Gaun ibu." Ia berlari ke arah kotak. Membuka dan mengeluarkan gaun yang sangat indah. Gaun pernikahan ibu yang disimpan dengan baik. "Aku akan memakainya di pesta" Cindrella berlari memeluk gaun ke arah belakang panggung.

Derap langkah kaki mengikuti raja yang membawa tongkat dengan mahkota di atas kepalanya.

"Batalkan pesta ini!"

"Batal? Setelah pengumuman diberitahukan di kota ini?" Raja bengkit berdiri dan hampir menghajar pangeran.

"Tapi aku masih belum mau menikah! Aku masih ingin bebas!"

"Bebas menggoda gadis dan janda?! Kenapa kamu tidak sekalian menikahi mereka semua dan membuat kerajaan ini hancur karena penerusnya tergila-gila pada wanita!"

"Ayahnda tahu aku hanya menggoda bukan ingin menikah dengan mereka! Aku memilih wanita yang bisa mudah aku kenali."

"Karena itu aku mengadakan pesta. Pasti ada salah satu gadis yang sangat cantik menarik perhatianmu! Yang bisa membuatmu membedakannya dari yang lain"

"Baiklah, tapi kalau tidak ada, jangan buat pesta seperti ini lagi!"

"Jika tidak ada, aku yang akan memilih salah satu gadis itu untuk membuat penerus baru!"

"Baik, baik. Aku akan bersiap untuk pesta malam ini"

Raja dan pangeran bersama prajurit dan perdana menteri meninggalkan panggung. Berganti dengan Cinderella yang sangat cantik memakai gaun yang begitu indah.

"Aku berharap aku tidak membuat mereka menunggu" Cinderella berdiri dengan senyum lebar dengan gaun yang begitu indah membungkus tubuhnya.

"Gaun darimana ini?" Tanya Grisella melihat gaun yang dikenakan saudari tirinya.

"Kamu curi gaun kita, ya?!"

"Gaun siapa yang kamu pakai?" Tanya ibu tiri menatap tajam ke arah gue.

"Ini gaun peninggalan ibuku."

"Benarkah? Kenapa aku merasa jika ini gaunku yang hilang." Ibu tiri mendekati Cinderella. Berjalan mengelilinginya. "Pita ini, ini milikku!" Ia merobek pita di gaun gue begitu kuat hingga sobek. Cinderella menjerit menahan pita itu lepas dari gaunnya.

"Iya, mutiara ini juga!" Anastasia menarik mutiara yang membentuk lengan gaunnya.

"Renda ini juga!" Kali ini Grisella menarik renda di gaun hingga sobek.

"Tidak! Jangan! Ini milik ibuku! Ku mohon!" Cinderella menangis sambil menahan tangan meraka untuk merobek gaunnya. Tetapi kekuatan mereka lebih kuat darinya. Hiasan gaun yang ia kenakan rusak.

"Ayo, kita pergi ke pesta. Aku sudah memesan kereta untuk kita."

Mereka meninggalkan Cinderella dengan senyuman yang puas.

"Jahat!" Cinderella menangis keras. Tiba-tiba sinar terang menyelimuti sosok gadis yang sangat cantik.

"Siapa kamu?" Tanya Cinderella dengan ekspresi ketakutan.

"Jangan takut, aku datang ingin menolongmu."

"Menolongku?"

"Ya, aku peri bunga yang kamu rawat. Sebagai ucapan terima kasih telah merawatku, aku akan membantumu."

"Membantuku? Bagaimana caranya?"

"Aku akan membuat penampilanmu menjadi cantik" Peri itu mengangkat tongkatnya ke arah Cinderella. Sinar kecil mengelilingi atas panggung.

Lampu yang menerangi panggung padam dan keadaan panggung menjadi gelap. Beberapa orang memakai pakaian hitam dan kain hitam datang ke atas panggung membawa gaun yang akan ia kenakan. Beberapa orang membantunya memakaikan gaun yang sudah disiapakan. Sedangkan dua orang membentang kain hitam menutupi pandangan penonton.

Hanya beberapa detik gaunnya berganti dengan gaun yang sangat cantik dan sepatu kaca menghiasi kaki Cinderella. Wig yang tadinya acak-acakan diganti dengan wg baru yang sudah ditata cantik.

Sinar kecil yang tadinya diarahkan ke atas panggung turun ke arah tubuh Cinderella. Lampu kembali dinyalakan. Terdengar decakan kagum dan pujian dari penonton begitu melihat penampilan Cinderella yang baru.

"Terima kasih, peri"

"Sekarang kamu pergi ke pesta. Ingat, sihirku hanya bisa bertahan sampai jam 12 malam. Karena itu kamu harus pulang sebelum tengah malam."

"Baik, aku akan mengingatnya."

Panggung berganti dengan orang-orang berpakaian indah memenuhi atas panggung. Alunan musik pesta dimainkan. Pengeran hanya duduk dengan ekspresi bosan menatap para gadis yang hadir.

"Apa tidak ada yang menarik perhatianmu?"

"Kalau ada, aku ga akan duduk di sini" Balas pangeran yang tidak perduli dengan wajah marah raja.

Giliran nama anastasia dan Grisela dipanggil menghadap tetapi pangeran hanya mengibaskan tangannya. Menandakan ia tidak tertarik dan melihat gadis selanjutnya.

Tiba-tiba sinar terang mengelilingi seorang gadis yang baru datang. Pangeran yang tadinya diam menoleh ke arah gadis.

"Ia cantik" Ucap Raja yang berdiri.

"Itu calon istriku." Balas Pangeran bangkit dari kursinya dan berjalan mendekati gadis yang juga berjalan menuju ke arah pangeran. Memberi salam begitu berdiri di hadapannya.

"Bukankah itu cinderella? Bagaimana ia bisa pakai gaun yang bagus itu?" Tanya Anastasia menunjuk gadis yang menarik perhatian pangeran.

"Tenang, kita akan tanya dia begitu sampai di rumah." Ucap Ibu tiri terlihat kejam.

"Apa boleh aku berdansa denganmu?" Tanya pangeran mengulurkan tangannya ke arah gadis itu.

"tentu, dengan senang hati." Gadis itu menerima ajakan pangeran berdansa. Semua orang meninggalkan panggung. Hanya mereka berdua di atas panggung berdansa. Tanpa siapapun yang tahu, ibu tiri berdiri di sudut ruangan. Mengintip Pangeran dan Cindrella yang tengah berdansa.

"Kamu sangat cantik sekali" Puji pangeran di tengah berdansa dengan gadis yang ia sukai.

"Terima kasih, pangeran" Balas Cinderella dengan senyum malu-malu meski tangannya menarik kembali tangan pangeran yang semakin turun ke pinggulnya.

"Kenapa pangeran memilihku?"

"Itu karena aku tertarik dengan sepetu yang kamu kenakan. Dimana kamu membelinya?"

"Ini tidak dijual"

"Handmade costume?"

"Bisa dibilang seperti itu"

"Siapa namamu?" Tanya Pangeran yang masih ingin mengenal gadis yang ia pilih.

"Namaku Ella"

"Nama yang cantik."

"Sayangnya aku hanya malam ini bisa menemuimu"

"Kenapa? Apa kamu hantu?"

"Bukan. Aku.. aku hanya gadis miskin"

"Tidak masalah. Aku tidak peduli dengan statusmu"

"Lagipula aku memiliki rahasia. Aku tidak bisa mengenali wajah perempuan. Aku hanya bisa mengenali wajah laki-laki"

"Jadi, aku terlihat sama dengan yang lain?"

"Ya"

"Kalau begitu aku akan memberi pangeran satu rahasia," Cinderella mendekatkan bibirnya di telinga pangeran. "Aku memiliki tanda lahir berbentuk bunga di pergelangan kakiku" Bisik Cindrella mengejutkan pangeran.

Teng! Teng! Bunyi bel tanda 12 malam menggema.

"Maaf, aku harus pergi"

"Tidak! Kita masih belum selesai" Pangeran berusaha menahan Cinderella yang kabur.

Sreeeetttttttt!!!! Tory menarik gaun belakang yang gue kenakan. Robekan besar di bagian belakang memerlihatkan punggung belakang gue!

"Sialan!" Maki gue ga bisa menahan amarah. Gue melempar Tory dengan sepatu yang ditangkap dengan mudah.

"Wow! Ternyata dia punya tanda lahir di punggungnya." Ucap Tory yang gue dengar sebelum masuk ke belakang panggung.

"Tenang vio. Fokus!" Andi menahan gue yang ingin melempar Troy dengan sepatu yang tersisa di tangan gue. Menarik gue untuk tetap di belakang panggung.

******* 

Previous         Index            Next

Komentar

Postingan populer dari blog ini

NEMESIS

RyuKuni Game Chapter 2

Ryukuni Game Chapter 1