Riana terus menghubungi gue. Setelah gue blok semua nomornya beserta nomor manager dan asistennya, ia malah mengganggu sekretaris dan asisten gue. Gue sangat nyesel pacaran dengan tuh cewek! Keinginannya mendapat peran di film 'Vila Merah' yang Andi garap sudah gue turuti.
Walaupun awalnya ia menolak keras ga mau memerankan mayat dan bersikeras mendapat peran lain, tetapi akhirnya ia terima peran itu. Setelah gilirannya syuting, ia malah minta agar gue menyuruh orang-orang di lokasi syuting memberikan ia treatment yang spesial melebihi pemain utama! Tentu aja permintaannya gue tolak!
Bukan itu aja! Mengambil adegannya yang harusnya selesai sebentar jadi berhari-hari karena ia selalu gagal dan mengeluh! Andi bahkan memarahi gue ulah tuh cewek! Andi mengadu saat ia berniat memecat Riana kalau terus retake dan menunda jadwal syuting, bukannya takut Riana malah mengancam akan memberitahu semua orang kalau ia diperlakukan ga adil.
Tentu aja itu selalu menjadi senjatanya setiap ia terlibat masalah. Ia punya fans yang ganas siap membelanya dengan membabi buta tanpa peduli kalau idolanya salah. Yang paling dikhawatirkan kalau fansnya mengacau ke lokasi syuting dan semakin menghambat jadwal syuting yang harus selesai 2 bulan lagi.
Seandainya gue bisa kembali saat gue bertemu tuh cewek, sudah pasti gue akan menghindarinya seperti wabah!
Dan hari ini karena tuh cewek bikin gue harus datang ke lokasi syuting yang jauh di luar kota. Andi menyuruh gue datang secepatnya. Kali ini karena Marcella yang datang bikin masalah dengan Riana hingga ribut di lokasi. Andi meminta gue membawa Riana pergi karena gue yang harus bertanggung jawab sudah memasukan Riana di film yang garap dan Marcella yang berstatus pacar gue.
Gue menarik dasi gue setelah sampai di lokasi. Gue ga bisa menutupi rasa amarah gue yang memuncak! Jika mereka ingin berkelahi setidaknya jangan di tempat kerja dan bikin gue harus menunda pekerjaan gue! Gue harus datang ke sini saat sibuk-sibuknya dan meminta orang menerbangkan pesawat pribadi ke kota ini.
Semua orang menatap gue sambil berbisik. Gue ga perlu tahu apa yang mereka ucapkan. Jelas dua cewek itu bikin gue malu!
"Dimana Andi?" Tanya gue pada salah seorang pekerja di lokasi. Ia membawa gue ke sebuah ruangan. Mengetuk pintu untuk memberi tanda.
"Masuk!" Perintah Andi dari dalam ruangan dengan nada tinggi.
Pekerja itu membuka pintu dan langsung kabur dengan sangat cepat.
Gue menoleh ke dalam. Andi berdiri seperti algojo yang siap menghukum siapa aja.
"Urus cewek lo!" Kesal Andi langsung keluar begitu gue masuk ke dalam.
Riana dan Marcella berdiri dan memegang lengan gue. Saling mengadu dan menyalahkan. Suara mereka seperti gonggongan anjing di telinga bikin gue makin pusing.
"Lo bisa diam?" Ucap gue bikin gonggongan mereka berhenti.
"Lo berdua ikut gue pergi dari sini!" Perintah gue ingin segera menyelesaikan masalah dengan dua cewek ini secepatnya. Gue ga mau orang-orang mendengar pembicaraan kami dan menambah bahan omongan.
"Tapi aku harus syuting" Tolak Riana memasang tampang imut yang bikin gue muak!
"Kenapa kamu baru ingat kamu kerja disini? Malah bikin masalah dan permintaan spesial!"
"Dan kamu? Kenapa kamu ada disini? Bukannya kamu bilang ada yang kamu kerjakan?" Tanya gue ke Marcella yang menatap balik marah ke gue.
"Aku dengar kamu balikan dengan nih cewek!"
"Kata siapa?"
"Riana yang bilang. Dia juga bilang kamu masih cinta sama dia makanya kamu kasih dia peran di film ini!"
"Kenapa kamu ga kasih aku sih perannya?" Ia menarik kain lengan jas gue dan menggoyangkannya seperti minta sesuatu ke ibunya!
"Oh, boleh. Lo mau jadi mayat? Gue akan bilang ke Andi kalau lo mau"
"Mayat? Hmphh.." Marcella menahan tawanya sambil mengejek Riana lewat tatapan matanya. Ia ga berani tertawa karena melihat gue kesal.
"Pergi dari sini sekarang juga! Gue ga mau makin malu gara-gara kalian!" Gue berjalan lebih dahulu. Ga peduli mereka ikut atau engga.
Saat gue berbelok ingin keluar ruangan, gue hampir menabrak seseorang. Gue menahan tubuhnya sebelum ia menabrak gue. Setelah melihat wajahnya, gue refleks melepaskan tangan gue dan menjauh darinya.
"Jangan bilang kamu tergoda sama dia!" Marcella menarik lengan gue dengan wajah kesal.
"Cepat jalan!" Gue melewati Laura yang berdiri. Menjauh darinya.
Hari ini sial banget! Sudah jauh-jauh datang ke tempat ini, menghadapi masalah dua cewek ini, dan sekarang bertemu dengan Laura.
"Kita mau kemana, sayang?" Tanya Marcella mengejar langkah gue di belakang dengan asistennya membuntuti kami .
"Tory, pelan-pelan jalannya. Aku kan pakai sepatu high heels." Keluh Riana yang ikut mengejar bersama manager dan asistennya.
Setelah menyusuri kebun dan menjauh dari lokasi syuting, gue berhenti dan membalikan tubuh menghadap mereka.
"Riana," Gue menatap Riana tajam.
"Ini terakhir kalinya lo ganggu gue! Gue ga peduli dengan tangisan lo untuk cari simpatik dan merusak nama baik gue! Gue juga ga peduli dengan lo merekam omongan gue saat ini dan mengeditnya sesuai keinginan lo!"
Riana terlihat salah tingkah. Managernya langsung menyimpan ponselnya dalam tas.
"Buat sesuka hati lo. Tapi lo akan menghadapi konsekuensinya!"
"Tory, bukan gitu. Aku ga bermaksud.."
"Cukup! Gue muak dengan alasan lo!" Potong gue sudah muak dengan alasannya. "Kalau sekali lagi lo menghubungi atau meneror bahkan menyebut nama dan perusahaan gue, gue akan masukin nama lo dalam blacklist gue!"
Kalau ia punya otak, ia pasti mengerti ucapan gue. Menggelamkan namanya sangat mudah. Apalagi orang licik sepertinya pasti punya banyak kelemahan yang bikin semua orang yang memujanya berbalik membencinya.
"Pak Tory tenang saja. Riana tidak akan ganggu pak Tory lagi." Manager Riana langsung berdiri di hadapan Riana dan menghardik Riana saat akan bicara.
"Sekarang bawa dia pergi! Andi bilang adegan punyanya sudah selesai! Kalau perlu check out hari ini!"
"Sudah selesai? tapi masih ada adeganku yang belum di take!" Protes Riana yang langsung dibungkam managernya.
"Belum di take?" Berani ia bilang seperti itu setelah bikin orang-orang di lokasi syuting marah karenanya! Mengacaukan jadwal syuting! Bahkan Andi mengatakan sudah menyediakan boneka yang bisa diedit dengan wajah Riana dan akting boneka itu lebih perfect darinya!
"Baik. Kami akan langsung check out dan balik ke kota hari ini." Ucap Manager Riana sebelum menarik Riana pergi menjauh dari gue bersama asistennya.
Sekarang giliran cewek ini yang harus gue selesaikan. Gue ingin memutuskannya dari tiga hari yang lalu. Hanya aja gue sibuk dengan pekerjaan yang mengharuskan gue menundanya. Kalau aja gue langsung putusin dia saat itu juga, mungkin keadaannya ga kayak sekarang.
Gue menatap Marcella yang tersenyum penuh kemenangan.
"Marcella," Panggil gue menghadap Marcella yang tersenyum senang ke arah gue.
"Gue mau kita putus."
"A, Apa?" Tanya Marcella ga percaya yang gue ucapkan. "Kamu bercanda kan?"
"Gue serius."
"Kenapa kamu putusin aku? Apa karena kamu udah bosan dengan aku? Atau kamu punya cewek baru?" Cecarnya menarik kain jas gue.
Gue mengibas tangan Marcella. "Gue ke apartment lo tiga hari yang lalu. Gue ga perlu omongin lebih jelas lagi. Lo tau yang gue lihat di depan apartement lo." Gue ga mau mengatakan yang gue lihat. Gue sangat kecewa dengan tindakannya.
"Kamu ngomong apa sih? Lihat apa di depan apartement aku?" Tanyanya terus memaksa gue. Lalu terdiam begitu seakan ia ingat sesuatu. Gue bisa melihat jelas lewat tatapan matanya yang takut.
"Gue ga akan minta perusahaan batalin tawaran iklan yang kerja sama dengan lo. Dengan satu syarat, jangan hubungi gue lagi!"
"Pak Tory bisa tenang. Marcella ga akan menghubungi pak Tory lagi." Asisten Marcella menyenggol lengan Marcella yang masih syok.
"Silahkan Pak Tory duluan. Marcella masih mau di sini." Ucap asisten Marcella setelah melihat Marcella yang cuma diam.
"Jangan bikin masalah di lokasi syuting ini!" Gue memperingati mereka. Kalau mereka sampai bikin masalah lagi, gue akan minta bodyguard yang gue bayar mengusir mereka!
"Kami ga akan bikin masalah. Sebentar lagi kami juga akan pergi." Jawab asisten Marcella sambil memberi gestur untuk gue jalan lebih dulu.
Gue berbalik ke arah jalan gue datang dan menuju parkir. Berhenti sebentar mengetik pesan ke Andi kalau Riana akan keluar dari hotel hari ini dan memberitahu kalau gue menyewa bodyguard untuk menjaga keamanan di lokasi syuting dari gangguan dua cewek itu lagi ataupun dari fansnya.
Gue harap dua cewek itu ga akan bertindak bodoh! Terutama Marcella. Gue yakin ia ga bakal tinggal diam. Ia pasti akan memanfaatkan moment ini untuk menarik simpatik sama seperti Riana. Itu pun kalau ia ga memikirkan trik yang sama ga akan mempan untuk kedua kalinya. Terutama dengan julukan gue yang semua orang sudah tau. Bukannya mendapatkan simpati, orang hanya akan menyalahkan dirinya mau pacaran dengan gue.
Hah! Gue ga sabar prediksi gue akan terjadi. Terutama membaca komenan orang-orang pada Marcella. Itu bakal jadi hiburan setelah kesusahan yang gue lalui hari ini!
*******
Komentar
Posting Komentar